METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN :
Peningkatan Jaringan Irigasi
TAHUN
ANGGARAN :
2016
I.
PEKERJAAN
PERSIAPAN
A.
Mobilisasi dan Demobilisasi
Mendatangkan personil-personil dan
alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
1. Mobilisasi
personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan
lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek
ini antara lain:
1. Site Manager : 1 orang
2. Pelaksana :
1 orang
3. Mandor :
1 orang
4. Labtek :
1 orang
5. Juru Ukur :
1 orang
6. Administrasi :
1 orang
2. Mobilisasi
alat
Peralatan yang akan digunakan di
lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai.
Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Concrete Mixer :
2 unit
2. Bak Adukan :
4 unit
3. Pompa Air :
2 unit
4. Stemper :
1 unit
5. Dump Truck :
1 unit
6. Pick Up : 1 unit
Semua peralatan
utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal
pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah
pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi
bahan
Bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini
seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan,
kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal
yang akan dipersiapkan.
B.
Shop Drawing
Sebelum mengerjakan
pekerjaan, terlebih dahulu membuat
Gambar-gambar kerja (shop drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang
terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya
di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh
Direksi. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar
rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang
dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat /
revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor.
Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi diminta untuk
direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah
disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar
hasil rekamannya.
C.
Penyediaan Lokasi
Hasil Galian
Lokasi Hasil Galian
akan dipersiapkan sebelum melaksanakan
pekerjaan galian dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
D.
Penyediaan Air
Bersih
Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah
mesin pompa untuk distribusi air bersih.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan
untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air.
Air bersih ditampung dalam toren air . Air bersih
dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan
membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
E.
Pemasangna Bowplank
1.
Pada setiap
pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan mencantumkan
elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil
elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat
dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat
persetujuan dari Direksi.
2.
Bouwplank dibuat
dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan
dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk
tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan
tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan
sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.
F.
Pembersihan Lahan
dan Pembuangannya
Membersihkan lokasi
/ lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari
kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai
dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan
kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.
Hasil-hasil dari
pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah
lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak
membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan
tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
G.
Pemasangan Papan
Nama Proyek
1.
Menyiapkan papan
nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran
1,50 m x 1,00 m
2.
Menulis pada papan dengan
tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.
3.
Pemasangan
papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil
dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.
H.
Penyediaan Kantor
Direksi
Merundingkan
terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman untuk bangunan
sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat
penimbunan barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar
mandi/WC dan ruang- ruang lain yang dianggap perlu.
Menyediakan sebuah
bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan dilengkapi panil-panil untuk
menempel gambar-gambar.
Ruang Direksi
dilengkapi minimal dengan:
- set meja kerja dan kursi
- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12
orang
- 1 set meja dan kursi tamu
- 1 white board
Menyediakan kantor
lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang memenuhi kebutuhan
proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara bangunan sementara yang
telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan
bangunan sementara akan dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.
I.
Pembersihan Sisa
Material dan Fasilitas Sementara
Selama periode
pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada
saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak
terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin disingkirkan, seluruh
permukaan terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas
sementara seperti gudang, kantor lapangan dan jembatan sementara, sehingga
proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.
Sebelum pekerjaan
pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-semak, lumpur,
akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan
atau dapat menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Semua barang bekas
bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan
galian tanah dimulai.
Pembersihan Selama
Pelaksanaan
1.
Melakukan
pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor
sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan,
sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat
kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2.
Bilamana dianggap perlu,
menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau
pasir yang beterbangan.
2.
Menyediakan drum di
lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
3.
Membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan
Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.
Pembersihan Akhir
Pada saat
penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan
atau fasilitas penunjang sementara yang dibangun.
J.
Penerangan dan
Keselamatan Kerja
1. Mengutamakan keselamatan
kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu,
pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.
2. Menyelenggarakan,
membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil
tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan
umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalulintas harus dilindungi dengan
perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan
mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.
3. Berkoordinasi dengan
pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Menjaga kebersihan agar
menjamin kesehatan lingkungan.
5.
Menyediakan
kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila
ada petugas/pekerja yang sakit.
6. Mengasuransikan tenaga
kerja.
7. Penginapan
untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
8.
Menyediakan
fasilitas sebagai berikut;
- Listrik
dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
- Air
minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat
pemadam kebakaran.
- Alat-alat
P3K.
- Kamar
mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.
- Alat
Komunikasi.
- Alat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat
pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
II.
UTILIZAT/PENGUKURAN
A.
Pengecekan Patok BM
dan pemasangan patok CP
1.
Memastikan bahwa
patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan data Badan
Pertanahan Nasional
2.
Jika patok yang ada
belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang
titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok
tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso
dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
3.
Setelah dipastikan
seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang sudah disahkan
bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas disimpan dan menjadi dasar
acuan seluruh pengukuran berikutnya
4.
Titik batas lahan
dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check apakah sesuai
dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi —jika
terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan
penyesuaian gambar desain.
5.
memastikan
patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik sudut
perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek dan
diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan
pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
6.
Membuat patok-patok
Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pematokan
berikutnya
B.
Pengukuran Poligon
Langkah Kerja
1.
Menyiapkan catatan,
daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur.
2.
Menententukan dan
tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3.
Mendirikan pesawat
di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4.
Mengarahkan pesawat
ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali dengan
memutar sekrup piringan bawah.
5.
Putar teropong dan
arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horizontalnya yang
sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan
muka.
6.
Dengan posisi
pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian putar
teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7.
Melakukan pembacaan
sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8.
Putar teropong
pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal pada
bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9.
Dengan cara yang
sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke
titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth
dan koordinat masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
C.
Pengukuran Water
Pass
Langkah Kerja;
1.
Menyiapkan alat
ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk mencatat
hasil pengukuran
2.
Buka kaki tiga dari
pengunci
3.
Berdirikan dan
dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas dada, kemudian
kuncikan kembali
4.
Renggangkan ketiga
kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar kaki sekitar 60 cm dan
kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
5.
Keluarkan alat ukur
dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang sudah disiapkan
tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada lubang yang ada di bagian
bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-betul menjadi
satu kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga
6.
Mengatur teropong
sejajar dengan dua buah skrup pendatar
7.
Putar kedua skup
pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup ketiga sebagai
pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah kotak
8.
Untuk memenuhi
syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo tabungnya agar tepat
ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur nivo tabung
9.
Arahkan tropong ke
sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik pengukuran
10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak
terlihat putar-putar skrup pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut
terlihat jelas
11. Menentukan dua titik A dan B
12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap
bacaan bt yang berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b),
yang searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda
tinggi tiap-tiap slag.
D.
Pengukuran Situasi,
Potongan Memanjang dan Melintang
- Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan
dengan menggunakan electronic total station (ets) atau dengan alat ukur
teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang diukur mencakup semua obyek
bentukan alam dan buatan manusia yang ada disekitar bangunan rencana .
Pada pengukuran
situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini karena pada
lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
- Profil Memanjang
Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan
bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang .
Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan
setiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada pada tiga benang yaitu :
benanf atas, benang bawah, benang tengah
- Penampang
Melintang
Pengukuran
penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah datar dan
terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan dengan
menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.
Pengukuran
penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas jalan.
Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan
kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan factor skala peta yang
dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan,
Sketsa
penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi kiri.
Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi
yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi
notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi numbers.
Pengukuran
penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi datar, landai dan
lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan
75 m ke kanan AS trase jalan.
III.
SOSIALISASI
- Persiapan.
1. Koordinasi,
Melakukan
koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Kadus, Kaling, Bendesa adat dan
Pekaseh di lingkungan setempat.
2. Penyiapan
Tempat.
Lokasi tempat rapat
disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.
3. Penyiapan Tenaga
Ahli.
Menyiapkan tenaga
ahli yang fasih dan memahami bahasa bali (sor-singgih),
memahami adat
istiadat Bali, memahami tata titi upacara agama Hindu Bali dan upacara adat di
Bali, memahami keberadaan subak, pecalang, dan tata cara memulai dan mengakhiri
pekerjaan di daerah masing-masing.
-Materi
Sosialisasi.
Materi sosialisasi mencakup:
Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, Tatacara
penanganan Bangunan-bangunan Suci, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat
dapat memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat
harus diberi pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang
akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi
sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai
dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi
sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan
Kegiatan Secara umum.
2. Waktu
Pelaksanaan.
3. Metode
Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan
hambatan yang akan timbul.
IV.
PEKERJAAN TANAH
A.
Pekerjaan Galian
Tanah Biasa
1. Tahapan Pekerjaan:
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang,
arah aliran dan kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi
Pekerjaan.
b. Penggalian
secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil
galian dipindahkan dengan
dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan
yang mungkin terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang
rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
e. Bersama
direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
f. Mendokumentasi
hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
B.
Pekerjan Timbunan
dan Pemadatan
1. Tahapan Pekerjaan:
a. Bersama
direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum
mulai menimbun permukaan tanah digaruk
sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling
tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga
secara baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada
sisi kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana
agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana dan pemadatan menggunankan alat pemadat/stamper.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang
rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Bersama
direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
g. Mendokumentasi
hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
V.
PEKERJAAN DEWATERING
A.
Pekerjaan Kistdam
1. Kisdam
dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari baja
(sheet pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk atau
untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang ada di dalam kisdam yang akan
merupakan daerah kerja. Biasanya di
dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu
dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan
pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh
pekerjaan pengeringan.
VI.
PEKERJAAN PASANGAN
A.
Pasangan Batu Kali
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen,
pasir dan air dicampur dengan
perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Batu
dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m
kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.
d. Pemasangan lubang-lubang pembuang
(drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat
dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di
tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang
berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada
bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
e. Penyelesaian
dan perapihan setelah pemasangan.
f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat
yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
g. Mendokumentasi
hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
B.
Pekerjaan Plesteran
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen,
pasir dan air dicampur dengan
perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan
dan dibasahi dulu dengan air.
c. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm
d. Penyelesaian
dan perapihan setelah pelesteran.
e. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat
yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Mendokumentasi
hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
C.
Pekerjaan Siaran
Tahapan Pekerjaan:
g. Semen,
pasir dan air dicampur dengan
perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
h. Sebelum
disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang
melekat pada pasangan.
i.
Pekerjaan siaran
dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan
muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
j.
Penyelesaian dan
perapihan setelah siaran selesai.
k. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat
yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
l.
Mendokumentasi hasil
pekerjaan sebagai bahan laporan
D.
Pekerjaan Pipa
Drainase
Tahapan Pekerjaan:
1. Pipa paralon
(PVC 2“) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, menggunakan
alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai. Selanjutnya pada salah satu
ujungnya disumbat dengan ijuk dan diikat dengan baik sehingga mudah untuk
dipindahkan.
2. Pipa drainase
dipasang setiap 1,50 meter jarak datar dan 1,00 meter jarak vertikal.
3. Kualitas pipa
dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang digunakan yang dipasang. Untuk mencegah
terjadinya erosi di belakang pasangan, maka pada ujung pemasukan pipa diberikan
filter berupa ijuk dan koral.
VII.
PEKERJAAN PONDASI
Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu:
1. Penggalian tanah pondasi
2. Penulangan pondasi
3. Pekerjaan bekisting
4. Pengecoran
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat
yaitu:
-
Penggalian tanah
untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
-
Tebing dinding
galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dibuat dengan perbandingan 1:10
atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan
pondasi.
-
Dalamnya galian
tanah sesuai gambar atau sampai kedalam tanah padat/tanah keras.
-
Lebar dasar galian
tanah pondasi dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa
dalam bekerja.
-
Semua galian tanah
harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan.
2. Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan
di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung
dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang
dapat diketahui dari ukuran pondasi setempat.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu
dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan
diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan
dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali
disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut
beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak
beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
- Yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok
(sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka
waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persaratan tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk
beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan
tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat /
penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen,
pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas
bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti
semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat
adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu
dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir
berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan
tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur
sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan
tungkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam
lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok
spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar
tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai
yang besar dapat masuk kecelahcelah tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat
tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah
urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
VIII.
PENGADAAN BETON PRACETAK
1. Tahapan Pekerjaan produksi L - Shape:
1. Ukuran L - Shapeyang akan dipakai disesuaikan dengan gambar rencana dan
dituangkan kembali kedalam gambar kerja
2. Melakukan pekerjaan tulangan L - Shapesesuai dengan gambar perencanaan, memperhatikan
ikatan ikatan antara tulangan agar tidak ada yang terlewat. Tulangan baja untuk
pemindahan dan pengangkatan untuk pemasangan harus terikat pada tulangan yang
paling bawah dari tempat pegangan.
3. Kontrol tulangan baja oleh orang yang bertugas sebagai QA dan beri tanda ok
untuk yang telah dikontrol.
4. Buatkan balok-balok tahu (untuk selimut beton) dari semen untuk pengganjal
tulangan di dalam cetakan L - Shape.
5. Pasang cetakan yang terbuat dari baja dan ikatkan masing masing lempengan
cetakan sehingga menjadi kuat. Baja dilumuri dengan form
oil supaya beton tidak
nempel termasuk bagian yang disebut conus (tempat baja
pengunci), melapisi conus dengan plastik tipis sekali dan disebut paminating.
6. Memasang tulangan L - Shape(yang telah di cek dengan baik oleh QC dimana
diameter tulangan letak dan ukuran dari luar ke luar sesuai dengan perencanaan)
pada cetakan baja yang telah di set dan
cek semua ikatan serta kunci kunci catakan serta pemasangan tahu pada rulangan.
7. Melakukan pengontrolan terakhir sebelum dicor oleh orang yang diberi tugas
QC dan beri tanda pengontrolan.
8. Mendatangkan beton dengan kualitas beton sesuai rencana dari Industri beton
mix yang telah di lakukan tes awal di laboratorium konstruksi dengan di
saksikan oleh kedua belah pihak.
9. Menyiapkan peralatan pengecoran termasuk alat penggetar, kalau sudah
lengkap dan bekerja sempurna semua peralatan maka beton dituangkan sampai penuh rapih (catat
jam dan tgl pengecoran). Pelihara beton yang sudah dicor sesuai dengan aturan
seperti penyiraman air berkala dan atau penggunaan selimuti basah.
10. Setelah pengecoran L - Shapemencapai 3 jam,
cetakan dibuka bagian pinggirnya yang ada ‘conus’ dengan hati-hati agar
beton tidak rusak dan mengelupas dan bagian atas dan bawah conus, beton
dibiarkan sampai 14 jam dengan dipelihara dengan disiram air.
11. Menyiapkan cetakan L - Shapeyang baru dibongkar dari beton dengan tatakan
(bagian bawah cetakan) yang lain
12. Setelah 14 jam L - Shapedipindahkan
dan simpan pada tempat penyimpanan L - Shape. L - Shapeyang rusak tidak sesuai
dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja), segera diberi tanda X merah dengan cat.
13. L - Shapesetelah minimal berumur 7-14 hari atau telah memiliki kuat tekan
85% dari rencana siap untuk di pasang, kecuali L - Shapeyang rusak atau gagal
yang telah di beri tanda X dan lakukan pemindahan L - Shaperusak pada tempat
yang jauh terpisah. Dengan tenggat waktu tersebut, pihak produksi L - Shapebeton
harus menyesuaikan jadwal pemasangan L - Shapedi lokasi agar hanya L - Shapebeton
yang cukup umur (14 hari) dapat di serahkan ke lokasi kerja.
14. Memberikan kode produksi, tanggal produksi, mutu beton, dimensi L - Shape,
serta nama rekanan dan nama proyek pada sisi dalam L - Shape(yang tertimbun
tanah)
2. Mobilisasi L - Shape
1. Packing
Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangannya dilakukan sesuai dengan
petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.
2.
Pengangkatan
(Loading/Unloading) Pengangkatan Produk L - Shapedengan menggunakan Truck
Crane, maka diperlukan tali sling, yang diikatkan pada lifting hole yang
terdapat pada sisi L - Shape.
3.
Penumpukan Posisi L
- Shapeantara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar agar posisinya
rata.
4.
L - Shape diangkut
ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck
3.
Pekerjaan Pemasangan
L - Shape
1. L
Shape diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana.
2. L Shape diletakkan secara perlahan di dasar galian yang
telah diberi urugan pasir setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.
3. Semua
L Shape harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan
kerusakan-kerusakan lainnya ketika L Shape berada diatas galian, jika terjadi
kerusakan L Shape segera diganti.
4. Untuk
L Shape dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi
pergeseran L Shape , maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang ditanam pada
kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.
5. Apabila
diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada L Shape dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.
IX.
MANAJEMEN PROYEK
1. Struktur Organisasi
Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim
Kerja yang dikendalikan oleh
seorang Site Manager yang memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air
dengan dibantu oleh Administrator, Logistic dan Pelaksanan. Pelaksana di bantu oleh Mandor dan Juru
Ukur. Personil inti lebih diprioritaskan yang
mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman pekerjaan sejenis. Berikut bentuk struktur organisasi dalam Peningkatan
Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran
Tersier – D.I. Ulun Uma.
2. Sub-Kontraktor Dan Suplayer
Sub-Kontraktor
tidak ada dalam proyek ini, untuk precast L-Shape di suplay oleh PT. Lisa
Concrete Indonesia
3. Komunikasi
Pengelolaan
komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;
·
Komunikasi antar
personil inti.
·
Komunikasi antara
anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan pemasok, penyewaan, dan
sebagainya.
·
antara kantor pusat
dan lapangan
·
Antara proyek
dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
Penyelenggaraan
komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik bagi
konstruksi.
X.
METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN
1. Tenaga Kerja
Dalam manajemen tenaga kerja
terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:
1. Penentuan
ukuran dan jumlah tenaga kerja.
2. Recruitment
dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
3. Komposisi
tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
4. Pengendalian
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
5. Perencanaan,
penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.
2. Pemilihan Alat
1. Memastikan
alat dirawat sesuai prosedur
2. Mengganti
alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
3. Memastikan
tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus
4. Bila perlu menambah jumlah
alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
5. Mengganti
alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
6.
Membuat sumber tenaga
listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh pekerjaan.
3. Bahan/Material
a)
Pemilihan Material
Untuk pemilihan
material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan ketentuan
yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak
b)
Pemilihan Pemasok
Material
Pemilihan pemasok
material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun ada
beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam
keadaan tidak terjadwal
c)
Pembelian Material
Pengendalian
pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan
pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan
kepada pihak-pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian
yang harus dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian
material
d)
Pengiriman Material
Pengiriman material
berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui dengan
jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan
dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material
juga harus mengatur persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan
izin impor dan lain-lain. Bila pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan
material yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang telah ditetapkan, maka
bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan
masalah tersebut, langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :
- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran#
yang telahmendapat persetujuan lebih dahulu dari pihak yang berwenang.
- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak
standar untuk memgetahui kinerja dari material tersebut.
- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.
e)
Penerimaan Material
Material-material
yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang wajib
diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material
dibongkar, petugas logistik memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang
diserahkan benar-benar material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan
proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh petugas logistik adalah :
- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui
sesuai dengan spesifikasi.
- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan
permintaan.
- Kualitas material merk harus sama dengan catatan
penyerahan.
- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan
yang baik.
Setelah petugas
gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan
penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima
harus
ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan
sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu
gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan
administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang akan diserahkan
pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan material yang dipesan,
sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan
penagihannya.
f)
Penyimpanan
Material
Penyerahan material
yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan dengan baik oleh petugas logistik.
Petugas logistik ini bertanggung jawab dalam menjaga dan menyimpan meterial-material
yang diserahkan antara waktu penyerahan sampai dengan material tersebut
dikeluarkan dari logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek
konstruksi. spek utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan
selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material
yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar
tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang ada.
g)
Pengeluaran
Material
Semua material yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat dan
tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus
dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi
berita acara
pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi
berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita
acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis material yang diambil,
maksud penggunaan material dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan
material yang dibutuhkan. Petugas gudang
harus dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-benar untuk
kepentingan pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita
acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang
bertanggung jawab untuk menjamin :
- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan
benar-benar digunakandalam pelaksanaan pembangunan proyek.
- nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran
adalah benar yangdiperlukan untuk proyek.
Bahan permanen dan
bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan
lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah
tidak digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan,
pompa, molen, dan lain-lain).
Tanggung jawab atas
keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama orang
yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga
harus dapat menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan
dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus
memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba
dibutuhkan.
4. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan
proyek, CV. Sarana Bali akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
- Pengamanan
terhadap proyek pada umumnya
- Pengamanan
terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
- Pengamanan
dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek
- Menjaga
dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar
pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak
mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.
5. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai
dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
a.
Menyusun instruksi
kerja.
b.
Menyediakan peralatan
keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan.
c.
Membuat rambu-rambu
keselamatan.
d.
Menyediakan
perlengkapan P3K.
e.
Melakukan pelatihan
kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Metode Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek bertujuan
sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila
terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat pelaksanaan proyek atau
indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan
penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang terjadi
diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu
berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus
pengendalian proyek, adalah:
- Waktu
yang telah digunakan terhadap rencana
- Besar
progress kemajuan proyek
- Mutu
konstruksi yang telah dilaksanakan
- Biaya
yang telah digunakan terhadap rencana
- Jumlah
tenaga kerja yang digunakan
- Jumlah
dan mutu material yang akan digunakan/dipasang
7. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan
lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan
laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan
dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari
waktu untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan
bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S
yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang
direncanakan. Berikut Bar Chart dan Kurva S
pada proyek Peningkatan Jaringan Irigasi
Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma
TIME SCHEDULE
(SKEMA RENCANA KERJA)
KEGIATAN :Peningkatan
Jaringan Irigasi
LOKASI :Di
Kecamatan ...
T. A :2016
8. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Pengelolaan dan
Pemantauan terhadap lingkungan di
sekitar pekerjaan antara lain;
a.
Pengumpulan hasil
galian dan perlindungan saat hujan.
Tanah galian
langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat
pembuangan sementara untuk yang akan digunakan kembali. Temapat pembuangan
sementara dipastikan aman saat terjadi hujan.
b.
Pembuangan tanah
secara periodik
Pembuangan tanah
dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak lingkungan
lainnya
c.
Pemberian MCK yang
layak atas petunjuk Direksi
Tempat MCK yang
layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan
XI.
KOORDINASI ANTAR DISIPLIN
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat
akan dilaksanakan secara rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan
Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang dalam kontrak. Demikian juga rapat
internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan minimal 1
(satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan koordinasi
pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program
pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana
komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan. Disamping itu CV. SB juga menerapkan sistem koordinasi yang
sinergis antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan
sistem koordinasi tersebut terdapat
garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi
antara beberapa pihak tertentu. Garis instruksi merupakan garis/hubungan
pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih tinggi
(dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan).
Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan
dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke
hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasiadalah
hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar
kedudukannya yang bersifat konsultatif.
Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan
perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan
dibawah ini :
Gambar Diagram Koordinasi
XII.
QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar
diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan
pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh
bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah
berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh CV. SB.
Manajemen mutu di
proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa
proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai
semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan
dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat
dijalankan dengan baik dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab
yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten
XIII.
PENUTUP
Demikian
secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan apabila kami
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja secara
detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak
proyek.
Denpasar, 6 Juni 2016
Bisa kirimin file metode pelaksanaan pekerjaan jaringan pipa transmisi gak bang? Soalx nyari kemana2 tetap gak ketemu. Saya teknik sipil 2012. Email andiabdulrauf@gmail.com
BalasHapusmakasih banyak atas ilmunya bos, semoga tambah jaya bos
BalasHapusterima kasih saya izin untuk membantu digunakan dalam sya bekerja y pak,,,nwn
BalasHapusSangat membantu, terimakasih kak
BalasHapussangat baik untuk belajar konstruksi bangunan...khusus tehnik sipil yg gak begitu rumut. dituntut untuk jeli dan kesabaran
BalasHapusmakasih bapak semoga ilmunya selalu berkah
BalasHapusamin ya allah
maturnuwun ilmune dolor
BalasHapus